PEMBANGUNAN YANG MUBAZIR : HABISKAN RATUSAN JUTA, PATUNG BUNG KARNO DINILAI TAK MIRIP

 PEMBANGUNAN YANG MUBAZIR : HABISKAN RATUSAN JUTA, PATUNG BUNG KARNO DINILAI TAK MIRIP





Pembangunan patung Soekarno di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan kini menjadi sorotan. Lantaran bentuk fisik patung yang tak mirip dengan patung-patung sang proklamator yang telah dibangun sebelumnya. Meski belum selesai 100 persen yang ditandai dengan masih dipasangnya besi-besi penyangga, pengerjaan proyek pembuatan Patung Bung Karno oleh kontraktor pemenang tender dinilai tidak profesional.

Dalam pengerjaannya, pagu anggaran yang digelontorkan PUTR Kabupaten Banyuasin senilai Rp 500 juta. Namun dari harga pokok satuan tertera Rp 498.700.000. Dari data tersebut, ada pula harga penawaran dan harga terkoreksi senilai Rp 493.289.724,82, bahkan ada harga negosiasi senilai Rp489.009.390. Bukankah sangat tidak sesuai antara dana anggaran dengan hasil yang diberikan?

Pembangunan patung dinilai kurang tepat, mengingat banyak desa-desa di Kabupaten Banyuasin yang belum tersentuh pembangunan. M Nasir, bacaleg DPRD Provinsi Sumsel menyatakan bahwa keberadaan patung Bung Karno sangat mubazir ditengah krisis keuangan di Pemkab Banyuasin, dan dinilai belum tepat sasaran, bahkan belum ada pemanfaatannya. “Masih banyak jembatan dan jalan yang barus dibangun di kabupaten ini, jembatan Makarti Jaya yang ambrol belum dibangun juga,” ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuasin Erwin Ibrahim turut menyatakan prihatin dengan polemik yang dinilai mempermalukan Banyuasin ini. Ia mengaku langsung mendapatkan banyak telepon yang menanyakan terkait patung tersebut, termasuk dari komunitas seni Sumsel. Bentuk fisik patung dengan proporsi lebih gempal dan tak mirip tentunya menuai banyak komentar dari publik.

Pihak Pemkab Banyuasin juga langsung melakukan verifikasi ke lapangan. "Saya sudah mengontak Dinas PU untuk melakukan verifikasi ke lapangan. Tapi kan kegiatan ini belum selesai. Pekerjaannya belum selesai dan belum dibayar, masih bisa dilakukan perbaikan. Kami akan mengambil tindakan kalau tidak sesuai, tidak akan kami bayar," jelasnya.

Di media sosial, telah menyebar dengan sangat cepat mengenai permasalan ini. Komentar publik mayoritas memprotes hasil kerja yang tidak sesuai dan seperti dibuat oleh tukang amatir. Bahkan, tidak sedikit yang mengatakan bahwa seharusnya vendor sudah profesional dan berpengalaman dalam proyek sejenis. Namun nyatanya malah sebaliknya.

Akibat dari tersebarnya video pengerjaan patung Bung Karno, bagian wajahnya kini ditutupi terpal untuk melaksanakan perbaikan, sekaligus menghindari pengambilan dokumentasi pribadi oleh masyarakat. Apa tindakan yang dilakukan sudah tepat? Nyatanya, tetap ada kemungkinan spekulasi publik yang menjatuhkan. Karena sejak awal, pembangunan tugu ini telah memberi kesan buruk di mata masyarakat setelah melihat hasil kerja yang terkesan asal-asalan di tengah krisis ekonomi Banyuasin.

Pemerintah baiknya melakukan survei terlebih dahulu mengenai wilayah tanggung jawabnya. Pembangunan seharusnya lebih difokuskan pada daerah yang memang benar mebutuhkan. Bukan hanya mematok pada daerah sentral saja, karena dapat memunculkan polemik antara masyarakat. Mengingat,  APBD Kabupaten Banyuasin saat ini masih sangat terbatas, sedangkan pembangunan di desa-desa masih mengandalkan dana desa.

 

(Sumber foto : tribunsumsel.com/m. ardiansyah)

 

Nama   : Kadek Suci Santika Dewi

No        : 16

Kelas    : XII MIPA 3

Comments

Popular posts from this blog

Tumbuhan Penantang Kutub: Ketika Kehidupan Berkembang di Antartika

Melindungi Satwa Liar

Penipuan Binomo Indra Kenz Mencapai 57 Miliar Rupiah