AI Versus Para Illustrator


AI Versus Para Illustrator


Baru-baru ini, teknologi AI sedang hangat dibicarakan dan digunakan oleh masyarakat. Teknologi tersebut dapat membuat segala jenis gambar dari hasil ketikan kita tanpa dipungut biaya. Alhasil dari perkembangan teknologi tersebut, para illustrator mulai kehilangan pekerjaannya. Namun sebenarnya, para illustrator tidak perlu khawatir oleh teknologi tersebut karena masih ditemukannya banyak peluang.

Akurasi dari gambar yang dibuat oleh teknologi AI sangatlah kurang. Walaupun efektif dan cepat, hasil generasi gambar AI tidak memperhatikan komposisi dari model yang dihasilkan. Salah satu contohnya yaitu bagain mata dan jari tangan pada gambar manusia hasil AI dapat bervariasi dan tidak beraturan.

Selain akurasi, gambaran hasil AI tidak memperhatikan detail. Walaupun kalimat yang ditulis sudah detail, AI tidak dapat menghasilkan gambar dengan detail yang jelas. Kedua hal ini disebabkan karena AI dibuat dan dilatih untuk mereferensikan illustrasi yang beredar di Internet.

Perangkat lunak  seperti Illustrator dari Adobe telah menjadi alat utama bagi ilustrator manusia dalam menciptakan desain grafis. Ini memberikan tingkat fleksibilitas dan kustomisasi yang tinggi. Adobe Illustrator memungkinkan ilustrator untuk mengontrol setiap detail dalam desain mereka, mulai dari warna hingga bentuk. AI, sementara itu, lebih terbatas dalam hal ini dan akan bergantung pada algoritma yang diprogram untuk menghasilkan desain.

Kualitas output AI sangat bergantung pada kualitas data pelatihan yang digunakan. Jika data pelatihan memiliki bias atau cacat, AI dapat menghasilkan hasil yang tidak diinginkan atau tidak akurat.

Beberapa platform sudah memulai untuk mempertegas peraturan mereka terkait AI. Untuk mengantisipasi adanya plagiasi dalam karya ilustrator yang sesungguhnya hingga dapat diperjual belikan oleh orang lain dengan mengatasnamakan AI, maka beberapa kebijakan dari sejumlah platform dunia mengenai AI telah dipertegas, salah satu platform tersebut yakni Pixiv. Pixiv membuat kebijakan bahwa mereka akan membedakan postingan ilustrasi biasa dengan postingan ilustrasi buatan AI yang akan dibedakan dengan bantuan suatu filter di web.

Gambar yang dihasilkan AI tidak dapat diberi copyright. US Copyright Office (USCO) baru saja mengumumkan bahwa AI-generated images atau gambar yang dibuat oleh AI, resmi tak dapat menerima perlindungan hak cipta. Mengutip Compendium of U.S. Copyright Office Practices, USCO menyatakan bahwa hak cipta hanya dapat diberikan kepada karya yang dibuat langsung oleh manusia, bukan melalui teknologi seperti AI.

Teknologi AI adalah alat yang berguna dalam banyak konteks, tetapi ilustrator manusia tetap memiliki peran penting dalam menciptakan karya seni yang memiliki sentimen, kreativitas, dan perhatian terhadap detail yang tinggi. Mungkin kolaborasi antara AI dan ilustrator manusia akan menjadi solusi di masa depan, dengan AI membantu dalam beberapa aspek produksi, sementara ilustrator manusia memberikan sentuhan pribadi yang tak tergantikan dalam karya seni mereka. Kunci utamanya adalah memahami bahwa teknologi adalah alat, dan keunggulan ilustrator manusia tidak dapat dengan mudah digantikan oleh mesin.


Nama: Ni Putu Adina Saridewi

Kelas: XII MIPA 3

No. Absen: 28

Comments

Popular posts from this blog

Tumbuhan Penantang Kutub: Ketika Kehidupan Berkembang di Antartika

Melindungi Satwa Liar

Penipuan Binomo Indra Kenz Mencapai 57 Miliar Rupiah